Sabtu, 22 Agustus 2009

Wejangan Tokoh Bisnis Terbaik Indonesia 1

Edisi : Kamis, 20 Agustus 2009 , Hal.IV
Perkaya kurikulum pendidikan dengan entrepreneurship

. Setidaknya saya memiliki lima alasan kenapa kita bersama harus membangun budaya entrepreneurship dan memperkaya kurikulum pendidikan nasional yang ada dengan entrepreneurship sesegera mungkin.

Pertama kekayaan alam dan budaya Indonesia yang melimpah ruah dari Sabang sampai Merauke masih belum tersentuh dengan entrepreneurship dan seandainya sudah menjadi bagian perniagaan dunia nilai tambah yang dihasilkan di Indonesia masih terlalu kecil dibandingkan dengan pembelinya dari luar negeri.
Sebagai contoh kita mengekspor daun-daunan dan akar-akaran namun kemudian itu dikembangkan jadi parfum di negara lain dengan nilai tambah yang jauh berlipat-lipat sedangkan petani Indonesia hanya menerima sedikit saja.
Keragaman hayati dan keindahan ragam budaya Indonesia adalah anugerah Tuhan yang harus kita olah lagi menjadi kesejahteraan bagi rakyat Indonesia namun itu tidak akan terjadi bila entrepreneurship bukan merupakan budaya dan kecakapan yang dimiliki oleh anak bangsa.
Suatu kali kekayaan alam kita tidak bisa kita andalkan lagi dan dengan berjalannya waktu penduduk Indonesia juga makin bertambah sehingga beban pemerintah mengurangi kemiskinan pasti akan makin besar.
Adakah cara lain yang lebih bijaksana selain mulai sekarang dana yang ada digunakan untuk mempersiapkan generasi yang akan datang untuk mampu memiliki kecakapan menciptakan pekerjaan bagi diri sendiri sehingga tidak perlu jadi orang miskin yang baru?
Kedua banyak anak-anak Indonesia di bangku sekolah asing dengan entrepreneurship padahal kecakapan ini sangat penting di abad 21.
Nicholas Negroponte seorang profesor dari MIT, penggagas One Child One Laptop dalam buku Being Digital mengatakan pada tahun 2020 kebanyakan atasan di negara maju adalah ”diri sendiri” dengan kata lain kebanyakan peluang kerja adalah menjadi entrepreneur.
Saya prihatin dengan kondisi anak-anak Indonesia yang tidak bersentuhan dengan entrepreneurship sejak dini termasuk mereka yang dilahirkan di keluarga entrepreneur dan profesional bisnis. Dunia bisnis modern telah berhasil memisahkan antara tempat bekerja dan tempat tinggal.
Sehingga apa yang terjadi di tempat kerja orangtua anak-anak atau lingkungan bisnis tidak menjadi pengalaman masa kecil dari anak-anak mereka. Ini berbeda dengan masa kecil saya tempat kerja kami sama dengan tempat tinggal, artinya setiap hari sejak kanak-kanak saya terbiasa dengan lingkungan bisnis.
Saya dilahirkan di tengah barang dagangan, dibesarkan di antara barang dagangan, bertumbuh di tengah budaya dan lingkungan perdagangan yang kental. Anak-anak entrepreneur sekarang banyak yang tidak melihat lagi bagaimana ayah dan ibu berpeluh mencari pelanggan dan mengumpulkan uang sedikit demi sedikit untuk kemajuan usaha.
Saya mengatakan bahwa, ”Our children miss the luxury of the suffering of their parents.” Saya ingin simpulkan menghadirkan entrepreneurship di sekolah kembali merupakan hal yang sangat penting.
Konsumen teknologi
Ketiga anak-anak kita akan mengisi sebagian besar hidupnya di abad 21 yang sangat berbeda dengan abad sebelumnya. Abad 21 memperkenalkan kita dengan sebuah platform bisnis yang baru berdasarkan kemajuan teknologi yang sangat pesat misalnya teknologi informasi.
Kita sudah menyaksikan bagaimana teknologi-teknologi yang terbaru menjadi bagian dari gaya hidup generasi muda kita. Namun saya saya ingin mengingatkan untuk dua hal ini.
Pertama jangan hanya jadi konsumen teknologi baru namun jadilah pencipta teknologi baru. Jangan hanya jadi pelanggan Google, FaceBook atau BlackBerry namun ciptakan yang baru untuk dunia dari anak-anak ibu Pertiwi. Kedua untuk menjadikan teknologi mampu menembus pasar dan diterima pasar kembali entrepreneurship memegang peran penting. Pasar tidak mencari teknologi baru tapi pasar mencari solusi baru yang lebih baik. Jembatan antara teknologi dan pasar itu bernama entrepreneurship sehingga kemudian kita kenal kata technopreneurship.
Keempat saya percaya bahwa semangat dan kecakapan entrepreneurship bukan saja berguna di dunia bisnis namun sangat berguna di lingkup kegiatan di luar bisnis. - Oleh : Dr Ir Ciputra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar